Senin, 10 Desember 2012

MOTIVATING STUDENTS TO LEARN



PENDAHULUAN

Berbicara mengenai motivasi, motivasi memegang peranan yang penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Sehingga, diharapkan tujuan dari proses belajar itu sendiri dapat tercapai. Motivasi atau dorongan itu bisa datang dari dalam diri seseorang maupun dari luar. Motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang itu yang dinamakan motivasi intrinsik, sedangkan yang datangnya dari luar diri seseorang dinamakan motivasi ekstrinsik.
Bagi seorang guru, memotivasi atau memberikan motivasi kepada siswanya perlu dilakukan. Pemberian motivasi ini terkait dengan cara atau upaya yang dilakukan guru dalam membangkitkan dan menumbuhkan semangat belajar siswa.
Pemberian atau dalam hal ini memotivasi siswanya bagi guru hendaklah diupayakan secara berkelanjutan guna tercapainya tujuan dari proses belajar. Sehingga diharapkan nantinya siswa dapat mengembangkan melalui kekuatan potensinya untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkannya.












PEMBAHASAN

A.                Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti ”menggerakan”. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Motivasi ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychologi Understanding of Human Behavior:[1] Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkahlaku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
            Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Sujono Trimo, motivasi adalah suatu kekuatan  penggerak dalam perilaku  individu dalam prilaku individu baik yang akan menentukan arah maupun daya ahan (perintence)  tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula unsur-unsur  emosional insane  yang bersangkutan.

B.              Tujuan Motivasi
            Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang manajer, tujuan motivasi ialah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju ke depan kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematikan di papan tulis. Dengan pujian itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri sendiri. Di samping itu, timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju ke depan kelas. Untuk menghilangkan perasaan takabur dan menimbulkan rasa kasih mengasihi di antara anak-anaknya, seorang ayah sengaja membelikan buku Lutung Kasarung untuk dibaca oleh anak-anaknya. Dengan membaca buku cerita tersebut diharapkan anak-anak dapat menilai dan sekaligus menghayatinya. Dengan adanya penilaian dan penghayatan itu, selanjutnya diharapkan anak-anak tergerak hatinya untuk meniru perbuatan-perbuatan yang baik dan membenci perbuatan dan sifat yang buruk seperti yang diceritakan buku tersebut.[2]
            Dari kedua contoh tersebut diatas, jelas bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan tercapai, makin jelas pula bagaimana  tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan didasari oleh yang di motivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.[3]

C.                 Empat Pendekatan Umum  Motivasi

1.               Pendekatan Behavioral
Menurut pandangan behavioral, pemahaman tentang motivasi di mulai dengan analisis yang saksama atas insentif dan reward di kelas. Reward adalah objek atau kejadian atraktif yang diberikan sebagai konsekuensi perilaku tertentu. Sebagai contoh, Safe Sumey diberi reward poin bonus ketika ia menggambar sebuah diagram yang sangat bagus. Insentif adalah objek atau kejadian yang mendorong atau menekan prilaku. Janji mendapat nilai A+ adalah insentif bagi Sumey. Benar-benar menerima nilai A+ adalah reward.[4]

2.                  Pendekatan Humanistic
Carl Rogers mengatakan bahwa  tidak ada aliran psikologi yang dominan, behavioral atau Freudian, yang dapat menjelaskan secara kuat mengapa orang bertindak dengan cara tertentu. Interprestasi humanistic tentang motivasi menekankan pada kebebasan pribadi, pilihan, tekad,dan usaha untuk pertumbuhan pribadi.[5]

3.                  Pendekatan Kognitif dan Kognitif Sosial
Dalam teori-teori kognitif orang dianggap aktif dan ingin tau mencari informasi untuk mengatasi masalah-masalah yang relevan secara pribadi. Jadi, para pakar teori kognitif menekankan pada motivasi intrinsik. Para pakar teori kognitif percaya bahwa perilaku ditentukan oleh pikiran kita, bukan semata-mata oleh apakah kita diberi reward atau hukuman untuk perilaku itu di masa lalu.[6]

4.                  Konsepsi Sosiokultural
Pandangan sosiokultural tentang motivasi menekankan partisipasi dalam community of practice. Orang terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mempertahankan identitas dan relasi interpersonalnya dalam masyarakat. Jadi, siswa termotivasi untuk belajar bila mereka adalah anggota sebuah komunitas kelas atau sekolah yang member nilai tinggi pada belajar.
Tantangan dalam pendekatan ini adalah memastikan bahwa seluruh siswa adalah anggota-anggota yang berpartisipasi penuh dari masyarakatnya, karena motivasi lahir dari identitas dan partisipasi yang legitimate.[7]

5.                  Karakteristik Motivasi

Motivasi Intrinsik & Ekstrinsik

Beberapa penjelasan motivasi menyandarkan diri pada faktor-faktor internal-personal seperti kebutuhan, interes/minat, dan keingintahuan. Penjelasan lain menunjuk faktor-faktor eksternal-lingkungan-reward, tekanan sosial, hukuman dan sebagainya. Salah satu perbedaan klasik dalam motivasi adalah antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah kecenderungan alamiah untuk mencari dan menaklukan tantangan ketika kita mengejar kepentingan pribadi dan menerapkan kapabilitas (Deci & Ryan, 1985, 2002; Reeve, 1996). Bila kita termotivasi secara intrinsik, kita tidak membutuhkan insentif atau hukuman, karena kegiatan itu sendiri rewarding. “Satisfied Spenser” belajar kimia di luar sekolah karena ia memang mencintai kegiatan itu, tidak ada orang yang menyuruhnya untuk itu.
Sebaliknya, bila kita melakukan sesuatu untuk mendapatkan nilai, menghindari hukuman, membuat guru senang, atau alasan lain yang hanya sedikit sekali hubungannya dengan tugas itu sendiri, kita mengalami motivasi ekstrinsik. Kita tidak benar-benar tertarik dengan kegiatannya karena kegiatan itu sendiri; kita hanya peduli dengan apa yang akan kita dapatkan. “Safe Sumey” bekerja untuk mendapatkan nilai; minatnya terhadap subjeknya sendiri sangat kecil.[8]

6.                  Fungsi Motivasi

a.       Motivasi mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motivasi berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
b.      Motivasi menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.
c.       Motivasi menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan.

7.                  Motivasi Sebagai Salah Satu Faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkahlaku dan kecakapan. Sampai manakah perubahan itu tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung berbagai macam faktor.
Adapun faktor-faktor itu,dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu:[9]
a.                   Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain:
·         Kecerdasan atau Intelijensi
Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. Kenyataan menunjukan kepada kita, meskipun anak  yang berumur 14 tahun ke atas pada umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti, tetapi tidak semua anak-anak itu pandai dalam ilmu pasti. Demikian pula halnya dalam mempelajari mata pelajaran dan kecakapan – kecakapan lainnya. Jelas kiranya bahwa dalam belajar kecuali kematangan, intelijensi pun turut memegang peranan.
·         Latihan
Karena terlatih,  karena sering kali  mengulang sesuatu maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin di kuasai dan makin mendalam. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.
·         Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi intinsik  dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan di capai dari belajarnya itu bagi dirinya.

b.                  Faktor yang ada di luar individu yang di sebut  faktor sosial.
Adapun yang termasuk faktor sosial antara lain:
·         Keadaan kelurga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turt menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya failitas –fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peran penting pula.
·         Guru dan cara mengajar
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula.bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengerjakan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
Jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbullah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. motivasi sosial dapat timbul pada anak dari orang lain disekitarnya seperti dari tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan dari teman-teman sepermainan dan sesekolahnya. Pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja, dan mungkin pula tidak dengan sadar.

8.                  Upaya Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa

            Beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini:[10]

a.                   Menjelaskan tujuan belajar ke siswa.
Pada permulaan pembelajaran seharusnya terlebih dahulu guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b.                  Hadiah.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang berbentuk simbul, penghargaan, kegiatan, dan  benda.
Salah satu contoh penghargaan adalah memberikan applause kepada siswa setiap selesai beraktivitas, misalnya setelah siswa melaksanakan kegiatan bermain peran, simulasi, komunikasi interaktif ataupun ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru ataupun per-tanyaan teman dalam diskusi, dan lain-lain.

c.                   Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d.                  Pujian.
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
e.                   Hukuman.
Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti anak, tetapi untuk merubah cara berpikir anak. Bahwa setiap pekerjaan (baik atau buruk) memiliki konsekuensi. Hukuman terjadi apabila konsekuensi yang tidak menyenangkan menyertai perilaku tertentu. Misalnya, bila ada seorang siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, maka guru dapat memberikan hukuman kepadanya, namun hukuman ini hanya sebagai konsekuensi tidak diselesaikannya tugas tersebut. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
f.                   Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada siswa.
g.                  Memberikan angka.
Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam simbol angka.
h.         Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipi dengan humor dan atau cerita-cerita lucu.
i.          Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
j.          Menggunakan metode yang bervariasi.
k.         Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih dulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkrit. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indera siswa.
























PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan, gerakan, arahan baik dari dalam diri maupun dari luar seseorang untuk melakukan atau bertindak. Memotivasi berarti memberikan dorongan, membangkitkan semangat terhadap orang lain untuk melakukan sesuatu yang diharapkan oleh pemberi motivasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Seorang guru dalam memotivasi siswanya dapat berupa memberikan hadiah, pujian, reward, punishment, pemberian angka, pemberian kompetisi/saingan, penerapan variasi belajar, dan sebagainya.











DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1994. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Esti, Sri Wuryani Djiwandono. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo


http://www.sarjanaku.com/2012/04/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html


[1] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 60
[2] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 73
[3] Ibid, hlm. 74
[4] Anita Woolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition, hlm. 189
[5] Anita Woolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition, hlm. 190
[6] Ibid, hlm. 191
[7] Ibid.
[8] Anita Woolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition, hlm. 188
[9] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 102
[10] http://www.sobrycenter.com/sobry/article.php?catid=artikelHYPERLINK, diakses pada tanggal 22 November 2012 pada pukul 09.43 WIB

1 komentar:

  1. Las Vegas' newest casino - MapYRO
    Check out similar casinos in Las Vegas and see activity. In the gambling 진주 출장마사지 world, the casino in Las Vegas 제천 출장샵 is one 밀양 출장안마 of the 오산 출장샵 most recognizable 거제 출장마사지 and most recognizable

    BalasHapus