Jumat, 09 November 2012

Tafsir Beberapa Ayat Al-Qur'an



A.                Surat An-Nisaa’ ayat 125

 “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”

·                     Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Bahwa agama itu bukanlah apa-apa yang diucapkan dan diangan-angankan, tetapi bersemayam di dalam lubuk hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Dan tidak ada sesuatu yang diharapkan oleh seseorang akan diperolehnya hanya karena harapannya, juga tidak sembarang orang yang mengatakan bahwa ia benar akan didengarnya kata-katanya sebagai kebenaran tanpa adanya bukti yang nyata.

·         Menurut Tafsir  Jalalain
(Dan siapakah) maksudnya tidak seorang pun (yang lebih baik agamanya daripada orang yang menyerahkan dirinya) artinya ia tunduk dan ikhlas dalam beramal (karena Allah, sedangkan dia berbuat kebaikan) bertauhid (serta mengikuti agama Ibrahim) yang sesuai dengan agama Islam (yang lurus) menjadi hal, arti asalnya jalan condong, maksudnya condong kepada agama yang lurus dan meninggalkan agama lainnya. (Dan Allah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan-Nya) yang disayangi-Nya secara tulus dan murni.

·         Kesimpulan
Dari pemahaman konsep di atas dapat saya simpulkan bahwa orang yang paling baik agamanya adalah orang yang selalu berusaha menyerah pada Allah dengan bentuk penyerahan yang ikhlas dan karena Allah, serta dia juga mengikuti agamanya Nabi Ibrahim (yang sesuai/sejalan dengan agama Islam) dengan keadaan condong/fanatik. Karena apa? Karena Allah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai orang yang disayangi-Nya.




B.                 Surat Al-A’raaf ayat 156

 “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."

·                     Tafsir Ibnu Katsir
Jundub bin Abdullah Al Hajalli RA berkata: seorang datang pada Nabi SAW. Setelah ia turun dari untanya, lalu mengikatnya. Kemudian shalat bersama Nabi SAW. Setelah shalat ia kembali ke untanya dan melepas ikatannya kemudian mengendarainya serta berdoa dengan suara keras: “Allahummarhamni wa muhammada walaa tusyrik fi rahmatinaa abadaa.” Rasulullah SAW mendengar suara itu lalu bersabda kepada sahabat: “Apakah kalian mengatakan orang itu lebih bodoh ataukah untanya, tidaklah kalian mendengar apa yang dikatakan?” Jawab sahabat, “Ya, kami dengar.” Nabi SAW bersabda pada Badui itu, “Anda telah membatasi rahmat Allah SWT yang sangat luas. Allah menjadikan seratus rahmat, maka diturunkan ke dunia satu rahmat untuk berkasih saying semua makhluk, jin, manusia, binatang, dan ditunda yang sembilan puluh sembilan untuk hari kiamat.”

·                     Tafsir Al Mishbah
Allah berfirman menyampaikan kepada Musa dan Harun AS, sekaligus sebagai informasi kepada seluruh manusia bahwa siksa-Ku akan Ku timpakan baik di dunia maupun di akhirat kepada siapa yang Aku kehendaki masing-masing sesuai dengan pelanggaranyang dilakukannya. Dan rahmat-Ku, yakni anugerah-Ku meliputi segala sesuatu yang wujud di jagad raya ini. Masing-masing memperoleh sesuai dengan kebijaksanaan-Ku. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku yang khusus, dan bersinambung untuk orang-orang yang bertaqwa, yakni yang melaksanakan perintah-Ku dan menjauhi larangan-Ku, terutama yang menunaikan zakat, dan mereka terhadap ayat-ayat Kami terus menerus beriman, yakni membenarkannya dengan hati dan perbuatan mereka.


·                     Kesimpulan
Menurut saya, dari ayat di atas dapat saya simpulkan bahwa Allah memberikan informasi kepada seluruh manusia lewat firman-Nya terhadap Musa dan Harun AS bahwa Allah nantinya akan menyiksa terhadap orang yang dikendaki-Nya saja, dalam arti mereka yang tidak mau bertaubat maka Allah akan menyiksanya, terkadang langsung diberikan di dunia, atau bahkan nanti diberikan di akhirat. Dan di akhirat nanti Allah akan memberikan rahmat-Nya pada orang-orang yang bertaqwa, termasuk mereka yang menunaikan zakat dan percaya terhadap ayat atau bukti kekuasaan Allah SWT.


C.                 Surat Qaaf ayat 16

 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

·                     Tafsir Ibnu Katsir
Allah berfirman tentang kekuasaan-Nya terhadap manusia, bahwa Dia telah menciptakannya dan mengetahui segala gerak-gerik dan tingkah lakunya bahkan apa yang dibisikkan dalam hatinya. Malaikat-malaikatNya lebih dekat kepada manusia dari pada urat lehernya. Ketika dua malaikat yang mencatat amal dan perbuatan manusia, menyertainya seorang yang berada di sebelah kanannya yang mencatat amal baiknya dan seorang berada di sebelah kirinya dan mencatat amal dan perbuata buruknya. Tiada satu ucapan pun yang diucapkan oleh manusia melainkan yang ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. Dan datanglah sakaratul maut yang selalu engkau takutkan dan akan lari dari padanya. Dan dituplah sangkakala menandakan ancaman dan hari hisab tiba, maka datanglah tiap-tiap pribadi yang disertai dua orang malaikat, seorang yang selau mengiringi-Nya dan seorang yang menjadi saksi bagi-Nya. Sesungguhnya engkau manusia selalu lalai akan tibanya hari ini, maka sekarang Allah singkapkan dari pAdamu tutup yang selalu menutupi matamu sehingga tajamlah pandangan dan penglihatanmu hari ini.

·                     Tafsir Jalalain
(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sedangkan Kami mengetahui) lafal Na'lamu ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dan sebelumnya diperkirakan adanya lafal Nahnu (apa) huruf Maa di sini adalah Mashdariyah (yang dibisikkan) dibicarakan (oleh dia) yakni oleh manusia, huruf Ba di sini adalah Zaidah, atau untuk Ta'diyah (dalam hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya) maksudnya ilmu Kami (daripada urat lehernya) Idhafah di sini mengandung makna Bayan atau untuk menjelaskan, dan pengertian yang dimaksud dari lafal Al-Wariid adalah dua urat vital yang terdapat pada bagian belakang leher.



·                     Kesimpulan
Menurut pendapat saya bahwa setelah Allah menciptakan manusia, Allah mengutus dua malaikat yang selalu menjaga dan mencatat semua amal dan perbuatan yang dilakukan oleh manusia, baik maupun buruk. Namun, Allah-lah yang lebih mengetahui apa-apa yang dibisikkan (krenteg) dalam hatinya. Bahkan, Allah ini jauh lebih dekat daripada urat leher mereka sendiri (Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).


D.    Surat Muhammad ayat 36

 “Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepAdamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.”

·                     Tafsir Ibnu Katsir
Allah SWT berfirman bahwasannya kehidupan duniawi itu tidak lebih hanyalah sebagai permainan dan sendau gurau, maka jika kamu beriman dan bertaqwa, Allah akan memberikan pAdamu dan sekali-kali tidak meminta-minta hartamu. Dia Maha Kaya, tidak membutuhkan kekeyaanmu dan hanya mewajibkan pAdamu bersedekah untuk menolong kawan-kawanmu yang fakir miskin.

·                     Tafsir Al Mishbah
Ayat di atas menyatakan bahwa sesungguhnya kehidupan dunia bagi orang-orang yang lengah hanyalah permainan yakni kegiatan tanpa tujuan yang benar dan sendau gurau yang mengantar kepada kelengahan sehinnga mereka meninggalkan yang penting atau yang lebih penting. Berbeda dengan kehidupan akhirat bagi yang sadar dan mengingat Allah SWT.

·                     Tafsir Jalalain
(Sesungguhnya kehidupan dunia) maksudnya, menyibukkan diri dalam kehidupan dunia (hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kalian beriman serta bertakwa) kepada Allah, yang demikian itu adalah termasuk perkara akhirat (Allah akan memberikan pahala kepada kalian dan Dia tidak akan meminta harta-harta kalian) semuanya, melainkan hanya zakat yang diwajibkan.

·                     Kesimpulan
Menurut saya, sesuai yang dikemukakan ayat di atas dapat saya katakan juga bahwa kehidupan dunia memang merupakan kehidupan yang bersifat permainan dan sendau gurau, dalam arti tidak lama dunia ini akan kita tinggalkan (bersifat sebentar). Bagi mereka yang bertaqwa di dunianya, maka Allah akan memberikan pahalanya. Allah juga tidak akan meminta hartanya manusia sama sekali (Allah Maha Kaya).



E.     Surat Al-Hadiid ayat 20

 “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

·                     Tafsir Ibnu Katsir
Menerangkan bentuk kehidupan dunia dalam semua tingkatnya sejak kecil berupa main-main, kemudian berubah menjadi hiburan, lalu perhiasan kecantikan dan ketampanan dan berbangga-banggaan, kemudian berbanyak-banyak harta dan anak buah, jika telah mencapai usia cukup tua. Tidak berbeda dengan air hujan yang di atas ladang, kebun dan menumbuhkan berbagi tumbuhan yang sangat menakjubkan. Orang-orang yang memperhatikannya, terutama orang-orang kafir yang tidak mengenal akhirat, mereka sangat kagum melihat hasil yang diperoleh dari kebun dan ladang itu. Kemudian tiba saatnya daun-daun tumbuhan itu menjadi kuning lalu berguguran menjadi sampah. Itulah contoh dunia bagimana indahnya akan habis, rusak dan binasa. Sedangkan akhirat ada siksa yang sangat berat keras, disamping ada pengampunan dan ridha Allah. Kehidupan dunia hanyalah bekal kesenangan sementara bagaikan menipu bagi orang yang menyangka akan dapat hidup kekal selamanya.

·                     Tafsir Jalalain
(Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan) sebagai perhiasan (dan bermegah-megahan antara kalian serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak) artinya, menyibukkan diri di dalamnya. Adapun mengenai ketaatan dan hal-hal yang membantu menuju kepadanya termasuk perkara-perkara akhirat (seperti) kehidupan dunia yang menyilaukan kalian dan kepunahannya sesudah itu bagaikan (hujan) bagaikan air hujan (yang membuat orang-orang yang bertani merasa kagum) merasa takjub (akan tanam-tanamannya) yang tumbuh disebabkan turunnya hujan itu (kemudian tanaman itu menjadi kering) lapuk dan kering (dan kamu lihat warnanya yang kuning itu kemudian menjadi hancur) menjadi keropos dan berjatuhan ditiup angin. (Dan di akhirat ada azab yang keras) bagi orang-orang yang lebih memilih keduniaan (dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya) bagi orang-orang yang lebih memilih akhirat daripada dunia. (Dan kehidupan dunia ini tidak lain) maksudnya bersenang-senang dalam dunia ini tiada lain (hanyalah kesenangan yang menipu).

·                     Kesimpulan
Menurut saya bahwa dunia ini tidak lain hanyalah permainan (bukanlah kehidupan yang sebenarnya abadi/kekal) dan perhiasan (kelihatannya indah, tetapi sebenarnya membujuk), serta dunia ini juga sebagai tempat untuk unggul-unggulan dalam masalah harta, dalam arti mereka manusia saling bersaing dalam kemewahan dan kemegahan dunia. Hal itu dapat digambarkan sebagaimana air hujan yang menumbuhkan dan menyuburkan tanaman, tetapi hanya beberapa saat tertentu saja.
È  
F.      Surat Al-Hasyr ayat 20
“Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.”

·                     Tafsir Ibnu Katsir
Datanglah pada Nabi, seorang makanan sahabat Anshar membawa sekantongan yang hampir tak kuat mengangkatnya, kemudian berturut-turut orang memberikan sedekah sehingga aku melihat dua tumpuk makanan dan pakaian. Nabi SAW tampak wajahnya berseri-seri bersabda: “Siapa yang memberikan contoh amal kebaikan dalam Islam, maka ia mendapat pahalanya tanpa mengurangi dari pahala orang-orang itu sedikitpun. Dan siapa yang memberi contoh amal perbuatan yan jelek, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang meniru tanpa mengurangi dosa orang-orang itu sedikitpun. “ (HR. Ahmad, Muslim). Dalam ayat ini, Allah memanggil semua orang yang beriman supaya benar melaksanakan taqwa kepada Allah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, kemudian bersiap-siap membenahi, membekali diri untuk menghadapi maut dari dalam kubur hingga di akhirat kelak, supaya lebih memperbanyak bekal yang berarti lebih beruntung dan terjamin bahagianya.

·                     Tafsir Al Mishbah
Tidak sama sama sekali dan sungguh jauh perbedaannya—baik dalam substansi maupun keadaannya, dalam cara hidup, atau tingkah lakunya, di dunia maupun di akhirat—antara yang melupakan Allah dan yang akan menjadi penghuni-penghuni neraka yang merugi dan tersiksa, dengan yang selalu mengingat-Nya dan yang aka menjadi penghuni surga yang dicurahi rahmat. Penghuni surga—mereka sajalah—tidak ada selain mereka yang merupak orang-orang beruntung dan berhasil mendapatkan dambaan mereka, serta terbebaskan dari segala yang mengeruhkan jiwa mereka.

·                     Kesimpulan
Menurut saya, antara penghuni neraka dengan penghuni surga jelas berbeda sekali. Penghuni surga adalah orang-orang yang beruntung, karena mereka merasakan manisnya segala kenikmatan dan segala rahmat yang diberikan oleh Allah kepada mereka ahli surga yang pol dan kekal abadi selama-lamanya. Sebaliknya, penghuni neraka akan merasakan pedihnya siksaan dan penderitaan yang pol dan kekal abadi selama-lamanya.


G.    Surat Al-Baqarah ayat 30
 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
·                     Tafsir Ibnu Katsir
Ketika Allah memberitahukan kepada malaikat-Nya bahwa Dia akan menjadikan Adam sebagai khalifah di bumi maka para malaikat itu bertanya mengapa Adam yang hendak dijadikan khalifah di bumi padahal Adam dan keturunannya kelak akan berbuat kerusakan dan menumahkan darah di bumi. Para malaikat menganggap bahwa mereka lebih patut memangku jabatan itu, sebab mereka makhluk yang selalu bertasbih, memuji, dan mensucikan Allah. Allah tidak membenarkan aggapan mereka dan menjawab bahwa Dia mengetahui yang tidak diketahui oleh para malaikat. Segala yan akan dilakukan Allah adalah berdasarkan pengetahuan dan hikmah-Nya Yang Maha Tinggi walaupun tidak dapat diketahui oleh mereka, termasuk pengangkatan Adam sebagai khalifah di bumi. Yang dimakdud khalifah di bumi adalah kedudukannya di bumi ini untuk melaksanakan perintah da memakmurkan bumi serta memanfaatkan apa yang ada padanya.

·                     Tafsir Jalalain
(Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi") yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya, yaitu Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak Engkau jadikan di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan darah) artinya mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka telah berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke gunung-gunung (padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca 'subhaanallaah wabihamdih', artinya 'Maha suci Allah dan aku memuji-Nya'. (dan menyucikan-Mu) membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada 'laka' itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak 'padahal' berfungsi sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan maksudnya adalah, 'padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!'" (Allah berfirman,) ("Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui") tentang maslahat atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka. Jawab mereka, "Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya." Maka Allah Taala pun menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan tidak bernyawa.
{ وَعَلَّمَ ءادَمَ الاسماء } أي : أسماء المسميات { كُلَّهَا } القصعه والقُصَيْعَة والفسوة والفُسيَّة والمِغْرَفَة بأن ألقى في قلبه علمها { ثُمَّ عَرَضَهُمْ } أي المسميات وفيه تغليب العقلاء { عَلَى الملائكة فَقَالَ } لهم تبكيتاً { أَنبِئُونِى } أخبروني { بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ } المسميات { إِن كُنتُمْ صادقين } في أني لا أخلق أعلم منكم أو : أنكم أحق بالخلافة وجواب الشرط دل عليه ما قبله .

·                     Kesimpulan
Menurut saya bahwa ketika Allah hendak menjadikan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi, para malaikat sama complain pada Allah. Mereka seakan-akan tidak menerima sesuatu yang diputuskan Allah itu. Mereka menganggap dirinya lah yang pantas dijadikan khalifah di muka bumi. Tetapi Allah punya rencana indah yang mana para malaikat itu tidak mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar