PENDIDIKAN IPS
A. Pendahuluan
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu
membutuhkan bantuan orang lain. Dalam ilmu kewarganegaraan, telah disinggung
bahwasanya ketidakmampuan manusia hidup sendiri dan manusia harus saling
berkelompok, sehingga dibentuk suatu masyarakat. Dalam masyarakat sendiri tak
lepas dari hubungan sosial, bahkan dalam suatu pendidikan telah dibekali ilmu
sosial untuk masa depannya dalam bermasyarakat.
Ilmu sosial yang tak lain adalah ilmu kemasyarakatan selalu
bersifat teknis yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni.
Dalam arti lain pengetahuan itu harus dapat dipakai untuk keperluan apa saja
sehingga ia tidak bersifat etis atau tidak terkait pada dimensi politis. Objek
penelaah ilmu-ilmu sosial relatif kompleks. Sebagai obyek observasi, perilaku
masyarakat dan individu tidak dapat begitu saja diprediksi. Maka dari itu,
banyak para ahli mengatakan bahwa ilmu sosial tidak dapat menjadi ilmu yang
sepenuhnya seperti ilmu alam yang selalu bertambah pesat. Karena ilmu-ilmu
sosial mempelajari tentang tigkah laku manusia yang sangat sulit untuk
diseragamkan.
B. Istilah IPS dan Pendidikan IPS
Istilah
Ilmu Pengetahuan Sosial, atau yang lebih familiar disingkat IPS merupakan nama
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di
perguruan tinggi yang identik dengan istilah Social Studies dalam
kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara barat seperti
Australia dan Amerika Serikat.[1]
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS
seringkali saling bertukar makna dengan istilah Pendidikan IPS atau PIPS. Kedua
istilah tersebut seringkali diucapkan atau dituliskan dalam berbagai karya
akademik secara tumpang tindih (overlapping). Kekeliruan ucapan ataupun
tulisan tidak dapat sepenuhnya kesalahan pengucap atau penulis, melainkan
disebabkan oleh kurangnya sosialisasi sehingga menimbulkan perbedaan persepsi.
Faktor lain dimungkinkan karena kurangnya forum akademik yang membahas dan
memasyarakatkan istilah atau nomenklatur hasil kesepakatan komunitas akademik.
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an
sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dan diberlakukan dalam sistem pendidikan nasional yang diterapkan dalam
Kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut, IPS merupakan salah satu nama
mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata
pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
yang disingkat IPA sebagai integrasi dari mata pelajaran Biologi, Kimia, dan
Fisika.[2]
Menurut Moeljono Cokrodikardjo, IPS yaitu perwujudan dari
suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial yakni Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi,
Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik dan Ekologi Manusia yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang
disederhanakan agar mudah dipelajari.[3]
Menurut Prof. Nu’man Somantri, istilah Pendidikan IPS ini
adalah penegasan dan akibat dari istilah IPS saja agar bisa dibedakan dengan
pendidikan pada tingkat universitas. Dalam lingkup filsafat ilmu, disiplin
ilmu-ilmu sosial, dan ilmu pendidikan, istilah Pendidikan IPS belum dikenal
baik sebagai sub-disiplin ilmu atau cabang dari disiplin ilmu. Dalam
kepustakaan asing, istilah yang lazim digunakan antara lain Social Studies,
Social Education, Social Studies Education, Social Science Education,
Citizenship Education, Studies of Society and Envirounment.
Selain itu istilah IPS belum dikenal baik sebagai sub
disipin ilmu. Maka, dalam pustaka lain yang digunakan yaitu social studies,
social education, studies education, dll. Istilah-istilah tersebut
digunakan menunjuk pada sistem lingkungan yang baik alam maupun manusia dan
bagaimana sistem itu berinteraksi dalam keidupan yang beragam. Sedangkan dalam
pengertian ilmu IPS sendiri yaitu sesuai dengan sebutannya sebagai ilmu,
tekanannya pada keilmuan yang berkenaan dengan masyarakat atau kehidupan
sosial. Berbicara tentang ilmu sosial berkenaan dengan norma, yang mana ilmu
sosial adalah semua bidang yang berkenaan dengan kehidupan manusia dalam konteks
sosialnya. Seperti halnya yang kita jumpai pada sekitar kita seperti alam,
bahwasannya manusia dalam kehidupannya meliputi aspek-aspek yang cukup luas.
Diantaranya:
a) Aspek hubungan manusia dalam
kelompok
b) Aspek kejiwaan
c) Aspek kebutuhan materi
d) Aspek norma, peraturan dan hukum
e) Aspek pemerintahan dan Negara
f) Aspek kebudayaan
g) Aspek kesejahteraan
h) Aspek komunikasi
i) Aspek kebijaksanaan dan kesejahteraan sosial
j) Aspek manusia dengan hubungan alam, dll.[4]
b) Aspek kejiwaan
c) Aspek kebutuhan materi
d) Aspek norma, peraturan dan hukum
e) Aspek pemerintahan dan Negara
f) Aspek kebudayaan
g) Aspek kesejahteraan
h) Aspek komunikasi
i) Aspek kebijaksanaan dan kesejahteraan sosial
j) Aspek manusia dengan hubungan alam, dll.[4]
Disiplin ilmu yang dikembangkan secara umum memiliki
persamaan dengan social studies pada umumnya ialah mengacu pada disiplin
ilmu-ilmu sosial. Tujuannya ialah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang memungkinkan
mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat
yang demokratis.[5]
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar diharapkan para
siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial
di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah-
masalah sosial tersebut. Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek
pendidikan dari pada transfer konsep. Karena dalam pembelajaran IPS siswa
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta
melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya.
C. Pengertian Pendidikan IPS
1. Pengertian Pendidikan
Sebelum masuk dalam pengertian pendidikan IPS, sebelumnya
perlu diketahui apa itu arti pendidikan. Dalam arti sederhana, pendidikan
sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadianya sesuai
dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya,
istilah pendidikan atau pedagogie berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[6]
Menurut Edgar Dalle, pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah
sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah daya upaya
untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup, yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam
dan masyarakatnya.[7]
Manusia mencita-citakan kehidupan yang bahagia dan
sejahtera. Melalui proses kependidikan yang benar dan baik maka cita-cita ini
diyakini akan terwujud dalam realitas kehidupan manusia.
2. Pengertian Pendidikan IPS dan
Sekilas Perkembangannya
Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari
Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama
kali Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby
(Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri
(abad 18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi
tenaga mesin.
Pertimbangan lain dimasukkannya social studies ke
dalam kurikulum sekolah adalah kemampuan siswa sangat menentukan dalam
pemilihan dan pengorganisasian materi IPS. Agar materi pelajaran IPS lebih
menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa sekolah dasar dan menengah,
bahan-bahannya diambil dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan
atau materi yang diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta
lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan lebih mudah dipahami
karena mempunyai makna lebih besar bagi para siswa dari pada bahan pengajaran
yang abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmu Sosial.[8]
Menurut Saxe (1991), dalam bukunya yang berjudul Social
Studies in Schools: A History of The Early Years, pengertian Pendidikan IPS
dalam istilah asing lebih dikenal dengan istilah Social Studies, yang
menegaskan bahwa Social Studies sebagai delimiting of social sciences
for pedagogical use (upaya membatasi ilmu-ilmu sosial untuk penggunaan
secara pedagogik). Selanjutnya pengertian ini menjadi dasar dalam dokumen “Statement
of the Chairman of Committee on Social Studies” yang dikeluarkan oleh Committee
on Social Studies (CSS) tahun 1913.
Menurut Depdikbud 1983, pendidikan IPS pada hakikatnya
adalah pendidikan interelasi aspek-aspek kehidupan manusia di masyarakat.
Hakikatnya materi digali dari kehidupan sehari-hari yang nyata dalam kehidupan
siswa dan masyarakat. Pendidikan IPS merupakan proses pengajaran yang memadukan
berbagai pengetahuan sosial.[9]
Pada tahun 1921, berdirilah “National Council for the
Social Studies” (NCSS), sebuah organisasi professional yang secara khusus
membina dan mengembangkan Social Studies pada tingkat pendidikan dasar
dan menengah serta kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu
pendidikan.[10]
3. Pengertian Pendidikan IPS Dalam
Konteks Indonesia
Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
dokumen kurikulum 1975 yang di dalamnya memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk
pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Pengertian Pendidikan IPS di
Indonesia sebagaimana yang terjadi di sejumlah negara pada umumnya masih
dipersepsikan secara beragam. Namun, definisi yang sudah lama dirumuskan
sebagai hasil adopsi dan adaptasi dari gagasan global reformers adalah
definisi dari Prof. Nu’man Somantri yang dikemukakan dalam forum komunikasi
Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI). Somantri
mendefinisikan Pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni Pendidikan IPS untuk
persekolahan dan Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi sebagai berikut.
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk
tujuan pendidikan. (Somantri, 2001:92)
Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial
dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. (Somantri, 2001:92)
Pengertian Pendidikan IPS yang pertama berlaku untuk
pendidikan dasar dan menengah sedangkan yang kedua berlaku untuk perguruan
tinggi. Adanya pembedaan definisi Pendidikan IPS ini berimplikasi bahwa
Pendidikan IPS dapat dibedakan atas dua, yakni Pendidikan IPS sebagai mata
pelajaran dan Pendidika IPS sebagai kajian akademik.
Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran terdapat dalam
kurikulum sekolah mulai tingkat sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah
(SMP/MTs dan SMA/MA/SMK). Pendidikan IPS pada kurikulum sekolah (satuan
pendidikan), pada hakikatnya merupakan mata pelajaran wajib sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 39.
Adapun Pendidikan IPS sebagai kajian akademik adalah sebagai
seleksi dan integrasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dikemas secara
psikologis, ilmiah, pedagogis, dan sosial-kultural untuk tujuan pendidikan.
Artinya, berbagai tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara
kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai dikemas untuk kepentingan
pendidikan.[11]
D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan IPS
Setiap Negara tentu mempunyai cita-cita tentang warga
negaranya akan diarahkan. Cita-cita tersebut dimanifestasikan dalam bentuk
tujuan pendidikannya. Sebagai contoh, suatu Negara ingin mengarahkan warga
negaranya menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, maka tujuan
pendidikannya telah disejajarkan dengan cita-cita tersebut.
Cita-cita bangsa Indonesia adalah terbentuknya manusia
pancasila bagi seluruh warga negaranya. Semua institusi atau lembaga pendidikan
harus mengarahkan segala kegiatan disekolahnya bagi pencapaian tujuan itu.
Inilah yang disebut dengan tujuan umum pendidikan yang secara eksplisit tertera
di dalam garis-garis besar haluan negara.[12]
Berdasarkan pada falsafah negara, maka telah dirumuskan
tujuan pendidikan nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan yang
ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan
tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa,
dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksud dalam UUD 1945.
Telah dituliskan bahwa pendidikan IPS itu sendiri memiliki
tujuan yang kongkrit yaitu mencetak manusia yang pancasila. Dalam artian
manusia yang memiliki jiwa pancasila, yang mana pancasila merupakan dasar
Negara kita. Maka dari itu ilmu sosial tersebut mempelajari sifat manusia yang
selalu dapat diperkirakan. Namun, sulit untuk diseragamkan. Selain demikian IPS
merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang tatanan masyarakat dan
juga yang ada dalam sekitar tatanan sosial.[13]
Pendidikan IPS pada hakekatnya berfungsi untuk membantu
perkembangan
peserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi
tentang masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi,
politik, membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasar
untuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan
masalah dan keterampilan menilai, membantu perkembangan peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat.[14]
peserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi
tentang masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi,
politik, membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasar
untuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan
masalah dan keterampilan menilai, membantu perkembangan peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat.[14]
Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya
dengan disiplin ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan
ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk
kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, IPS di tingkat pendidikan
sekolah dasar dan menengah berfungsi untuk mempersiapkan para peserta didik
sebagai wara negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat
digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah
sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan bisa berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi wara negara yang baik.
E. Landasan Pendidikan IPS
Pendidikan IPS seyogyanya memiliki landasan dalam
pengembangannya, baik sebagai mata pelajaran maupun pendidikan disiplin ilmu.
Landasan ini diharapkan akan dapat memberikan pemikiran-pemikiran mendasar
tentang pengembangan struktur, metodologi, dan pemanfaatan Pendidikan IPS
sebagai pendidikan disiplin ilmu. Bagaimana dan mengapa stuktur disiplin ilmu
tersebut dibangun dan dikembangkan serta ke mana arah, tujuan, dan sasaran
pengembangan dilakukan oleh masyarakat ilmiahnya.
Adapun
landasan-landasan Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu meliputi:
1. Landasan Filosofis
Landasan ini memberikan gagasan pemikiran mendasar yang
digunakan untuk menentukan apa objek kajian atau domain apa saja yang menjadi
kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS sebagai pendidikan
disiplin ilmu (aspek ontologis); bagaimana cara, proses, atau metode membangun
dan mengembangkan Pendidikan IPS hingga menentukan pengetahuan manakah yang
dianggap benar, sah, valid, atau terpercaya (aspek epistimologis); apa tujuan
Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu ini dibangun dan dikembangkan
serta digunakan atau apakah manfaat dari Pendidikan IPS ini (aspek aksiologis).
2. Landasan Ideologis
Menurut O’Neil (2001), ideology sebagai landasan ini telah
dan akan memberikan sistem gagasan yang bersifat ideologis terhadap Pendidikan IPS
yan tidak cukup diatasi hanya oleh filsafat yan bersifat umum.
3. Landasan Sosiologis
Landasan ini memberikan sistem gagasan mendasar untuk
menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola
kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori
atau prinsip-prinsip Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.
4. Landasan Antropologis
Landasan yang memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
dalam menentukan pola, sistem, dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga
relevan denan pola, sistem dan struktur kebudayaan bahkan dengan pola, sistem,
dan struktur perilaku manusia yang kompleks.
5. Landasan Kemanusiaan
Landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan.
6. Landasan Politis
Landasan yang memberikan gambaran dimana peran dan
keterlibatan pihak pemerintah sangat besar sehingga pendidikan tidak mungkin
steril dari campur tangan unsur birokrasi. (Foster, 1985; Freire, 2002)
7. Landasan Psikologis
Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan
cara-cara Pendidikan IPS membangun struktur tubuh disiplin pengetahuannya, baik
dalam tataran personal maupun komunal.
8. Landasan Religius
Landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa (roh) yang
melandasi keseluruhan bangunan Pendidikan IPS, khususnya pendidikan di
Indonesia.[15]
F. Penutup
Dalam pembelajaran IPS ataupun pengenalan IPS telah sejak
pendidikan dasar. Dikarenakan tujuan pendidikan IPS itu sendiri yaitu mencetak
manusia pancasila, selain itu IPS sendiri merupakan disiplin ilmu yang memiliki
beberapa landasan yang dapat mengantarkanya pada tujuan umumnya menjadikan
manusia pancasila. Selain itu perhatian ilmu sosial sendiri mengarah pada
kehidupan sehari-hari yang mengakibatkan para ilmuan mengatakan bahwa ilmu IPS
tidak dapat dikatakan ilmu kongkrit seperti ilmu pengetahuan alam, sebab ilmu
sosial itu sendiri mempelajari tentang tatanan dan sifat manusia yang selalu
berubah dan sulit untuk diseragamkan.
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial, atau yang lebih familiar
disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan
menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan
istilah Social Studies dalam kurikulum persekolahan di negara lain,
khususnya di Negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1921, berdirilah “National Council for the
Social Studies” (NCSS), sebuah organisasi professional yang secara khusus
membina dan mengembangkan Social Studies pada tingkat pendidikan dasar
dan menengah serta kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu
pendidikan.
Pendidikan IPS pada hakekatnya berfungsi untuk membantu
perkembangan
peserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi
tentang masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi,
politik, membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasar
untuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan
masalah dan keterampilan menilai, membantu perkembangan peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat.
peserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi
tentang masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi,
politik, membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasar
untuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan
masalah dan keterampilan menilai, membantu perkembangan peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat.
Adapun landasan-landasan Pendidikan IPS sebagai pendidikan
disiplin ilmu meliputi :
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Ideologis
3. Landasan Sosiologis
4. Landasan Antropologis
5. Landasan Kemanusiaan
6. Landasan Politis
7. Landasan Psikologis
8. Landasan Religius
Demikianlah uraian yang dapat kita sampaikan dalam pertemuan
ini. Semoga membawa berkah. Atas kekurangan yang kami miiki kami mohon kritik
dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan yang lebih baik lagi. Amiiin.
DAFTAR PUSTAKA
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Purwokerto:
Stain Press
Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
[1]
http://www.referensimakalah.com/2013/04/pengertian-mata-pelajaran-ips.html. diakses pada tanggal 19 September 2013 pukul 09.30 WIB
[3]
http://bahanbelajar-pgsd.blogspot.com/2013/06/ pengertian-pendidikan-ips.html. diakses pada tanggal 19
September 2013 pukul 10.05 WIB
[4]
http://tatanghusensmkn7bdg.wordpress.com/karakter-ips/ diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 14.45 WIB
[7]
http://bahanbelajar-pgsd.blogspot.com/2013/06/ pengertian-pendidikan-ips.html. diakses pada tanggal 19
September 2013 pukul 10.15 WIB
[8]
http://beduatsuko.blogspot.com/2009/02/makalah-konsep-pendidikan-ips-dan.html. diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 15.00 WIB
[9]
http://bahanbelajar-pgsd.blogspot.com/2013/06/ pengertian-pendidikan-ips.html. diakses pada tanggal 19
September 2013 pukul 09.35 WIB
[13]
http://tatanghusensmkn7bdg.wordpress.com/karakter-ips/ diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 15.13 WIB
[14]
http://alfinuraini.blogspot.com/2011/01/fungsi-pendidikan-ips-bagi-peserta.html. diakses pada tanggal 19 September 2013 pukul 09.50 WIB